Jumat, 09 Mei 2008

Pentingnya Pendidikan


Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Inti kehidupan manusia sebenarnya bergantung dari pendidikan. Bagaimana kita dididik, demikianlah kita bertumbuh nantinya.

Kita berada pada jaman yang sedang berubah dengan cepat. Demikian juga dengan dunia pendidikan. Jaman dahulu atau yang disebut juga era pertanian, yang dikejar dalam dunia pendidikan hanyalah “IQ” semata. Sehingga yang terpenting pada jaman tersebut adalah ijazah dengan nilai tertinggi. Masa berganti, dimana sektor perindustrian menguasai – banyak sekali lahan pertanian yang berubah menjadi bangunan pabrik-pabrik. Ijazah bukan lagi menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang, melainkan skill atau keterampilan yang dimilikinya. Yang dimaksudkan dengan keterampilan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu, sesuai dengan bidang/industri yang digelutinya.

Kini, teknologi informasi yang menguasai dunia. Segala hal, termasuk pendidikan, industri dan pertanian (agrikultur) digerakkan melalui komputer. Melalui internet, seseorang dapat mengakses dan menggerakkan bisnisnya tanpa harus memiliki kantor/pabrik yang besar. Dalam dunia pendidikan juga sama. Jika dahulu, pendidikan hanya satu arah, guru mengajar dan murid-murid mendengarkan dalam satu ruang kelas, lalu kemudian diadakan test dan anak yang “IQ” baik yang naik kelas. Akan tetapi, masa kini berubah. Sistem pendidikan bukan lagi satu arah dan didasarkan pada “Sistem Kompetensi Anak.”

Melalui “Sistem Kompetensi Anak” tidak ada anak yang bodoh, semua anak mampu dan memiliki kecerdasannya masing-masing. Menurut Howard Gardner, seorang pakar pendidikian terkenal, “Dalam diri setiap manusia itu ada kecerdasan-kecerdasan, bukan hanya satu bagian.” Dan kecerdasan manusia ini di bagi dalam 8 kategori kecerdasan, yaitu:

Ø Kecerdasan dalam hal “linguistic”; cerdas dalam hal perkataan, fasih berbicara (tipe Sanguin dominan). Dapat menjadi guru, pengkhotbah, orator/ahli pidato.

Ø Kecerdasan dalam hal “mathematic”; cerdas dalam hal hitung-menghitung. Dapat menjadi insinyur, akuntan.

Ø Kecerdasan dalam hal “spasial”; cerdas dalam hal seni rupa. Dapat menjadi pelukis.

Ø Kecerdasan dalam hal “musical”; cerdas dalam hal seni musik. Dapat menjadi pengarang dan penggubah lagu; pemain musik dan komposer.

Ø Kecerdasan dalam hal “body linguistic”; cerdas dalam hal olahraga. Mereka yang lebih dalam hal fisik yang baik dan prima; dapat menjadi atlet, olahragawan.

Ø Kecerdasan dalam hal “inter-personal”; cerdas dalam hal membangun hubungan (approach) manusia satu dengan yang lain. Dapat menjadi juru kampanye (jurkam), humas, public relation (PR).

Ø Kecerdasan dalam hal “intra-personal”; cerdas dalam hal berpikir dan perenungan, kemampuan analistis. Dapat menjadi ahli filsafat, ahli phsikologi.

Ø Kecerdasan dalam hal “naturalis”; cerdas dalam hal ilmu botani atau flora dan fauna (kecintaan akan alam). Dapat menjadi dokter hewan, insinyur pertanian, pakar dalam hal margasatwa dan ekosistem alam.

Tidak ada anak (manusia) yang bodoh. Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda, baik memiliki satu kecerdasan, dua, tiga atau lebih kecerdasan-kecerdasan yang disebutkan di atas. Contoh: Albert Einstein; penemu teori relatifinisme; Thomas Alfa Edison, penemu bola lampu, yang berhasil setelah melakukan penelitian dan uji coba sebanyak 1000 kali percobaan. Ternyata kedua orang jenius ini, pada masa kecilnya (baca: Sekolah Dasar) mereka pernah dikeluarkan oleh gurunya masing-masing karena dianggap bodoh. Sebab pada jaman itu, yang menjadi patokan kepintaran anak hanya pada “IQ.” Contoh lain, Wolfgang Amadeus Mozart, pengarang dan komposer musik klasik.

Kesimpulan

Sebagai orang tua, dituntut untuk memperhatikan pendidikan ini dengan sangat penting. Didiklah anak-anak sesuai dengan kompetensi anak itu sendiri. Setiap anak berbeda kompetensi dan kecerdasannya. Berbahagialah dan bijaksanalah para orang tua yang mengetahui hal ini. Tujuan dari pendidikan adalah bukan sekedar mencetak anak yang pintar tapi juga berkarakter yang tahut akan Tuhan. Amin!

Minggu, 09 Maret 2008

Teman - teman Kuuuu

Nama w Adnan, w masih kelas tigha smp. W punya tmen buanyak, diantaranya Danu, Dwi, Bayu, dan lain lain. Klo si Danu anaknya agak crewet udah githu gendut laghi. Klo si Dwi anaknya . . . . . . ya githu dech, cita - citanya ingin jadi model n aktor terkenal. Si Bayu anaknya agak aneh udah githu hitammmmmm laghi, tapi pinter Matematika lhooooo. Sebebnarnya ci w punya tmen banyak tapi hanya itu saja yang dapat saya beritahukan, dan terima kasih : )

Hidupku Yang Pahit

Umurku sekarang masih 14 tahun, tanggal 27 mei nanti genap 15 tahun. Banyak pengalaman - pengalaman yang telah aku alami selama hidupku. Mulai dari yang menyedihkan sampai menggembirakan. Tapi kali ini aku akan menceritakan tentang pengalaman yang menyedihkan dalam hidup saya.
Mulai dari seolah dasar, setiap harinya aku selalu di kucilkan, di ejek, dan masih banyak lagi. sampai sekarang pun aku masih mengalami pengalaman seperti itu. Sebenarnya hatiku sedih sedih setiap kali aku di kucilkan. Tapi biarpun setiap hari aku di ejek tapi aku tetap harus sabar dalam menghadapi hidup ini, seperti apa yang orang tuaku katakan.